Halaman

Rabu, 15 September 2010

Kinerja Sudin Kebersihan Jakbar Dipertanyakan


Jakarta, Warta Otonomi
Terkait banyaknya masalah yang terjadi, kinerja Suku Dinas (Sudin) Kebersihan Jakarta Barat mulai dipertanyakan. Selain dituding tidak mampu mengatasi masalah penanganan sampah, Sudin Kebersihan Jakarta Barat juga dituding merestui sejumlah pungutan liar yang terjadi dan memanipulasi data tenaga Pekerja Harian Lepas (PHL) demi kepentingan segelintir pejabat Sudin Kebersihan Jakarta Barat dan Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Ketua Umum LSM Satria Bangsa, Solo Gurning, kepada Warta Otonomi kemarin mengatakan, untuk masalah sampah, tumpukan sampah setinggi dua meter di Jl Pangeran Tubagus Angke, Jelambar, Grogolpetamburan, Jakarta Barat adalah salah satu bukti nyata. Selain mengganggu keindahan lingkungan, tumpukan sampah tersebut juga menimbulkan bau yang tidak sedap dan menggangu kesehatan warga yang ada di sekitar tumpukan tersebut.
"Menurut laporan warga, tumpukan sampah tersebut sudah ada sejak sebelum Lebaran lalu. Namun entah mengapa sampai saat ini tidak kunjung dibersihkan. "Sebelum Lebaran sudah ada, tapi dibiarkan membusuk," kata Solo.
Dia mengatakan, sampah-sampah itu berasal dari sampah Kaliangke yang diangkat oleh petugas kebersihan. Biasanya, petugas langsung mengangkutnya menggunakan truk. Tapi sekarang kenapa dibiarkan menumpuk begitu saja. "Setahu saya kalau sudah banyak langsung diangkut ke truk. Mungkin petugasnya masih libur," ujar Hardi.
Selain itu, tumpukan sampah setinggi empat meter juga terlihat menggunung di tempat pembuangan sampah (TPS) sementara Kali Angke, tepatnya di perempatan Pesing, Jl Daan Mogot. Sampah jenis plastik hingga kasur dan meja terlihat menumpuk. "Ini pemandangan biasa mas setiap usai Lebaran," ujar Timo (21) petugas kebersihan yang sedang mengambil sampah dari Kali Angke.
Volume sampah di Kali Angke meningkat pasca Lebaran. Pada hari biasa, sampah yang diambil dari kali diperkirakan hanya sekitar 500 kubik, tapi saat ini mencapai 1.500 kubik. "Sebagian sudah diangkut ke Bantargebang, tapi yang di kali masih banyak," terangnya.
Pemandangan serupa juga tampak di bantaran Kali Mookervart tepatnya di pinggir Jl Daan Mogot KM 14. Di jalan tersebut terdapat dua tumpukan sampah yang mulai membusuk. Alhasil, keberadaannya mengganggu pemandangan. Padahal jalan tersebut menjadi gerbang masuk Jakarta dari arah Tangerang.
Solo menambahkan, untuk masnipulasi data PHL terlihat pada data PHL Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat yang saat ini berjumlah 492 orang, namun fakta di lapangan PHL yang melakukan tugas sehari-harinya hanya sekitar 100 orang. Jumlah data tersebut merupakan hasil survei dari Kecamatan dan Kelurahan di wilayah Jakarta Barat.
Sehingga dapat disimpulkan, jumlah ini belum ideal mengatasi sampah yang merupakan salah satu permasalahan yang tidak pernah usai di Jakarta. Sekedar untuk diketahui jumlah PHL dari tahun 2007 sampai dengan sekarang bertambah setiap tahun dengan anggaran yang sangat besar dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta.
Hingga berita ini diturunkan, Kasudin Kebersihan Jakarta Barat, Amir Sagala belum dapat dikonfirmasi terkait tudingan ini. YJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar